Jakarta, Navigasivisual.id
Soal kasus tewasnya wartawan media online Sampurna Pasaribu dan tiga anggota keluarganya, Dewan Pers meminta agar kasus tersebut dapat diusut dengan keseriusan.
Mereka pun mendesak agar Kapolri dan Kapolda segera membentuk tim penyelidikan yang adil dan imparsial.
Dewan Pers juga meminta keterlibatan Panglima TNI, Pangdam I/Bukit Barisan, Komnas HAM, dan LPSK.
“Dewan Pers meminta Kapolri bersama Kapolda membentuk tim penyelidikan yang bersikap adil dan imparsial dalam mengusut kasus ini. Dewan Pers juga akan membentuk tim investigasi bersama yang melibatkan aparat dan unsur jurnalis atau KKJ,” tulis Dewan Pers dalam siaran pers yang diterima Tim Navigasivisual.id, Kamis (4/7/2024) jam 12.00 WIB.
Dewan Pers menyatakan kekecewaannya atas kejadian tersebut dan menekankan pentingnya proses investigasi yang transparan.
Sejauh ini, polisi telah memeriksa 16 saksi terkait insiden kebakaran yang menewaskan satu keluarga di Kabupaten Karo, Sumatera Utara (Sumut). Saksi itu terdiri dari keluarga hingga warga yang melihat kebakaran tersebut.
“Ada lebih dari 16 saksi yang sudah dimintai keterangan. Saksi-saksi tentunya yang melihat, yang mengetahui, ada di TKP, keluarga. Kemudian proses autopsi juga sudah dilakukan, penyebab kematian karena terbakar,” kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi.
Terkait kabar yang beredar bahwa kebakaran itu diduga dipicu karena permasalahan pemberitaan judi, mantan Kapolres Biak Papua itu mengatakan pihaknya masih menyelidikinya. Untuk diketahui, Sempurna merupakan wartawan di salah satu media online.
“Polisi bekerja tentu berdasarkan fakta-fakta yang ada di lapangan, tidak berdasarkan opini ataupun asumsi, tapi semua ini kita buktikan secara ilmiah. Proses masih terus berjalan,” pungkasnya.
Informasi kebakaran itu diterima Damkar sekira jam 03.40 WIB, Kamis (27/6). Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Karo Gelora Fajar Purba mengatakan peristiwa itu terjadi di Jalan Nabung Surbakti, Kecamatan Kabanjahe. “Korban jiwa empat orang,” kata Gelora.
Gelora memerinci keempat korban adalah Sampurna Pasaribu (40), Efrida Ginting (48), Sudi Investi Pasaribu (12), dan Loin Situngkir (3). Para korban ini merupakan istri, anak, dan cucu Sampurna. (Red)