Tanah Karo, NavigTekasivisual.id
Dokter Forensik RS Bhayangkara TK ll Medan, dr Ismurizal Spf mengatakan, keempat korban tidak dibunuh oleh siapapun sebelum rumah yang mereka huni dibakar 2 eksekutor berinisial Ras dan Yt pada kasus terbakarnya rumah wartawan.
“Keempat korban masih hidup sebelum meninggal terbakar. Keempatnya menghirup material kebakaran dikuatkan dengan ditemukannya jelaga di dalam tubuh korban,” terang dr Ismurizal yang diterima Tim Navigasivisual.id, Selasa (9/7/2024).
Setelah menghirup material yang terbakar, keempat korban juga mengalami luka bakar maksimal dengan tingkatan atau grade 6, dimana organ di dalam tubuhnya sudah keluar di beberapa bagian tubuhnya.
Kondisi seperti itulah yang ditangani dokter forensik RS Bhayangakara Medan ini, dimana jenazah-jenazah tersebut diterima dari Polres Tanah Karo.
Tak hanya itu, kondisi korban lanjut dokter Ismurizal, juga mengalami kepala sudah meletus dan tulang patah, atau luka cukup maksimal.
Korban masing-masing Rico Sempurna Pasaribu beserta istrinya, Efprida Boru Ginting, anaknya SP (13), dan cucu LS (3). Kejadian ini berlangsung, Kamis dinihari (27/6/2024) di Jalan Nibung Surbakti, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara.
Sementara dari keterangan Kapolda Sumut, Komjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengatakan, dokter forensik juga menemukan jelaga di saluran pernafasan dan pencernaan keempat korban.
Jenazah pun tidak dapat dilakukan cek narkoba karena bagian dalam tubuh jenazah sudah menyatu dan tidak ditemukan urine.
“Metode pengungkapan kasus seperti ini, laboratorium forensik, dikenal dengan Scientific Crime Investigation (CSI). Pengungkapan secara ilmiah,” jelas jenderal bintang 3 tersebut.
Scientific Crime Investigation sendiri kata Kapolda, merupakan metode memadukan antara teknik prosedur, dan teori ilmiah untuk mengumpulkan bukti dalam melawan kejahatan dan memenuhi kebutuhan hukum.
Metode tersebut digunakan agar polisi mendapatkan kesimpulan berdasarkan keidentikan dari berbagai sudut pandang disiplin keilmuan, sehingga penyebab kebakaran itu dapat terungkap secara terang-benderang.
Masih dengan keterangan Kapolda bahwa penyidik juga menemukan 2 botol bekas minuman mineral yang digunakan untuk menyiramkan BBM jenis Pertalite dicampur solar, abu bekas pembakaran atau jelaga, termasuk siapa saja keduanya berkomunikasi.
“Kita periksa dan Analisa bukti-bukti kita temukan tersebut secara ilmiah untuk dilakukan identifikasi hingga akhirnya diambil kesimpulan siapa pelaku pembakaran,” tuturnya mengakhiri. (Red)