Jumlah Penderita HIV/AIDS Bertambah di Siantar

Siantar, Navigasivisual.id– Jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara mencapai 26 kasus hingga September 2024. Jumlah ini diharapkan tidak meningkat hingga akhir 2024 mendatang.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar jumlah kasus positif mulai bulan Juli ada 9 kasus, Agustus 10 kasus dan September 26 kasus.

Bacaan Lainnya

Sementara, Kepala Komisi penanggulangan AIDS Pematangsiantar, Dedi mengatakan bulan Juli ada 3 perempuan dan 6 lelaki yang positif AIDS.

“Terus bulan Agustus itu ada 10 lelaki dan 7 kasus untuk bulan Desember ada 2 Perempuan dan 5 lelaki,” ucap Dedi, Kamis (26/9/2024) jam 15.00 WIB.

Dedi menambahkan, banyaknya penderita tersebut di usia produktif. Bahkān belakangan waktu, masyarakat merasa berani untuk mengikuti tes.

“Kesadaran masyarakat dalam hal ini mulai meningkat,” kata Dedi mengaku pihaknya bersama beberapa elemen menjalin kerja sama dalam mewaspadai penyakit itu.

Para penderita ini, sambungnya lagi, tertular dari berbagai faktor. Diantaranya bisa saja dari ibu-ibu hamil, pasien TBC, infeksi penyakit menular atau pasangan populasi kunci.

“Populasi kunci, seperti pekerja seks komersial, waria, atau penggunaan jarum suntik. Ada juga merupakan pasien umum,” ucapnya.

Dedi menegaskan, pihaknya terus berupaya agar bisa memutus rantai penularan HIV/AIDS di Kota Pematangsiantar.

Yakni dengan memberikan pemahaman secara massif terhadap masyarakat dan juga kepada populasi kunci.

Terkait dengan pencegahan penularan HIV, agar tidak ditemukan kembali kasus infeksi baru.

“Kalau yang sudah terinfeksi, kita harapkan yang bersangkutan itu, tidak menularkan kepada orang lain atau pasangannya. Dan tidak kalah penting, yang sakit tidak memutus pengobatan,” tegasnya.

Selain itu, pihaknya sendiri telah menyusun rencana aksi daerah untuk penanganan TBC, AIDS dan juga malaria. 

Dalam kebijakannya nanti, semua pasien TBC bakal harus dilakukan tes untuk HIV/AIDS.

“Begitu sebaliknya, orang yang positif HIV/AIDS harus melakukan screening tes TBC. Semua sasaran punya resiko bisa mendapatkan layanan yang maksimal,” pungkasnya mengakhiri. (Ha)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *