Siantar, Navigasivisual.id – Dharma Setiawan, termasuk salah seorang jurnalis senior di Kota Siantar. Dia menggeluti profesi ini berangkat dari sebuah kesadaran, suka berbagi informasi kepada masyarakat.
Bisa dibilang jurnalis adalah passion bagi sosok pria kelahiran Kota Siantar itu.
“Karena memang suka sama dunia jurnalistik. Kuliah pun S1Ilmu Komunikasi,” kata Dharma, alumn SMP Negeri 1 dan SMA Negeri 2 Kota Siantar tu, Senin (30/9/2024) sore.
Untuk menjadi seorang jurnalis kompeten dan profesional seperti saat ini, Dharma meraihnya tidaklah mudah apalagi instan.
Selain tentu jalur pendidikan formal di kampus, dia juga mengasah kemampuan di berbagai pelatihan jurnalistik yang digelar sejumlah lembaga.
Dharma mengenang, semasa kuliah pun sudah mulai terjun dengan dunia jurnalistik.
“Kuliah pernah jadi loper koran sambil belajar menulis di media,” kata Dharma,
setamat kuliah dari Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan (STKIP) Medan pada 2004, Dharma langsung mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari kampus.
“Saya langsung jadi jurmalis koran lokal,” katanya. Dharma kini dikenal sebagai jurnalis televisi.
Sebelum total di platform televisi, pernah jadi penyiar di salah satu radio Swasta di Kota Siantar.
Minat dan kemampuan Dharma di jurnalis televisi pun makin terasah sejak dia bergabung di stasiun televisi nasional Metro TV.
Dharma lima tahun di sana, yakni sejak 2005 híngga 2010. Selepas dari Metro TV, pada pertengahan 2010 hingga sekarang, Dharma berkarier di MNC group wilayah Kota Siantar dan Kabupaten Simalungun.
Untuk menegaskan kemampuan dan kompetensinya, suami darí Desi Sahara Lubis ini sudah mengikut uji kompetensi wartawan (UKW) yang difasilitasi Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (UTT) Pusat.
“Dengan hasil, kompeten,” tukas ayah dari tiga anak, yakni dua putra satu putri itu.
Di luar melakukan tugas peliputan, Dharma juga kerap mengikuti ajang lomba karya jurnalistik yang digelar sejumlah lembaga.
“Ada beberapa yang saya juarai, seperti juara 2 lomba karya jurnalis Bank Indonesia dan juara 2 lomba video Polres Simalungun, ungkapnya.
Menurut Dharma, menjadi jurnalis itu senangnya ketika memberitakan sesuatu. Berita dapat membuka mata dan hati orang banyak.
“Dapat membantu meringankan beban, contohnya kayak di suatu daerah di Indonesia masih ada orang-orang yang kelaparan, harus bersekolah dengan meniti jembatan. Dengan memberitakan itu ke masyarakat, harapannya banyak orang, termasuk pemerintah melihat kesulitan mereka dan dapat melakukan perubahan ke arah yang lebih baik,” kata Dharma. (Red)