Deli Serdang, Navigasivisual.id
Tempat pengoplosan beras bansos di kawasan Desa Tanjung Anom digerebe tim gabungan. Hasilnya, ditemukan puluhan goni beras cap jempol, yang diduga dijadikan kemasan untuk beras hasil oplosan.
Pengungkapan ini bermula dari tidak tersalurnya bantuan sosial berupa beras bulog sejak April 2024, di Desa Tanjung Anom, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Bansos tersebut biasanya dibagikan oleh Dinas Sosial Pemkab Deli Serdang melalui Kantor Pos Indonesia.
Setelah permasalahan itu dirembukkan oleh pemerintahan desa karena banyak yang mengeluh, baru-baru ini mereka dikejutkan dengan adanya sebuah rumah di Jalan Duren, Tanjung Anom, yang menyelundupkan beras bansos.
Beras-beras tersebut ditemukan beserta karung bercap jempol yang cukup banyak tersusun rapi.
Kepala Dusun VI Desa Tanjung Anom, Alfan Pandia kepada Tim Navigasivisual.id menyebut tiga orang berhasil diamankan dalam penggerebekan itu.
“Beras bansos ini harusnya dialokasikan ke warga kita. Karena di bulan Juni, beberapa warga kita belum menerima berasnya, dari sini kita ungkap,” ujar Alfan, Selasa (16/7/2024) jam 12.00 WIB, via seluler.
Masyarakat desa kata Alfan, biasanya mengambil beras bansos langsung ke Kantor Pos. Namun beberapa orang yang tidak sempat mengambil berasnya, disebut Alfan sering diambilkan oleh pemerintahan desa.
Di mana pihak desa ditelepon oleh terduga pelaku penyelundupan beras bansos (inisial H) untuk menjemput berasnya.
Tapi beberapa bulan ke belakang, Alfan mengatakan terdapat beberapa kejanggalan. Salah satunya ialah masyarakat desa ada yang belum menerima beras bansos.
“Beras itu terkadang ada terkendala gangguan jaringan, beras lama datang, dan beberapa masyarakat pernah kecewalah atas hal itu jadi mereka pulang gak ambil beras,” katanya.
Ketika sudah ada seminggu lanjutnya, beras tidak diambil. Tetapi biasanya, pelaku inisial H menghubungi untuk mengambil beras bagi warga yang belum mengambil.
“Kita ambil dan letakkan ke kantor desa. Kamilah yang menginfokan ke warga desa kalau mereka belum ambil. Jadi di kantor desa beberapa hari aja udah habis, belum sampai numpuk,” bilang Alfan.
Saat penggerebekan itu, ternyata H merupakan salah satu dari 3 orang yang ditangkap. Alfan mengatakan jika H diduga bekerjasama dengan N dan HM yang terlibat menjadi aktor penyelundupan beras bansos.
Alfan menambahkan jika penggerebekan di rumah N itu pihaknya menemukan banyak karung beras. Beberapa di antaranya sudah dikemas dalam karung cap jempol.
“Yang kita temukan di sana kurang lebih 48 karung beras bansos dan 30 karung beras yang sudah dikemas dalam cap Jempol. Kalau jumlah karung yang kosong itu hampir 200-an,” imbuh Alfan menambahkan.
Alfan tidak tahu apakah beras Jempol tersebut sudah beredar di pasaran.
Untuk itu, pihaknya bakal medalami bersama oleh pihak kepolisian. Beras cap jempol tersebut dikemas dalam karung 10 kilogram. Di mana pada karungnya juga tertera tulisan “Beras Sehat Keluarga” yang tanpa pengawet dan pewangi.
“Saya belum pernah lihat, tapi pengakuannya baru kali itu mereka mau memasarkan,” kata Alfan.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun pemerintahan desa, jika 3 terduga pelaku merupakan warga Desa Tanjung Anom. Mereka di antaranya ialah berinisial H, N, dan HM. (Red)