Sumut, Navigasivisual.id - Awal Januari 2025, seorang sumber anonim mengungkap adanya dugaan praktik jual beli tempat atau kamar di dalam Rumah Tahanan Kelas l Labuhan Deli, Sumatera Utara (Sumut).
Ia mengaku berinisial C. Sedangkan inisial J Panjaitan disebut Napi yang sangat bebas menikmati fasilitas umum di Rutan tersebut. Bahkan ia juga pengendali Narkotika jenis sabu-sabu disana.
"Fasilitas serta kebebasan dapat dia karena salah satu keluarganya ada di Kanwil Sumut. Dia itu Napi yang menempati kamar (1/10) sama kamar (1/9)," ungkapnya, Selasa (3/5/2025) siang jam 13.00 WIB.
Entah apa tujuannya, inisial C juga ikut membeberkan biaya yang mesti dikeluarkan oleh keseluruhan Narapidana untuk mendapatkan fasilitas mewah.
Bak sebuah hotel, semakin mahal kocek dirogoh, semakin bagus fasilitas yang didapat. Begitu pula sebaliknya.
"Istilahnya, kita beli tempat. Mulai Rp 1,5 juga sampai Rp200 juta. Kalau Napi berkewarganegaaran Indonesia bisa membeli kamar seharga Rp6 juta, itu kamar (3/1, 3/7, 3/8, 3/14)," katanya.
Sementara napi yang berasal dari Myanmar alias WNA di bandrol Rp200 juta per kepala dan di tempatkan di kamar (1/11). Disini kata C, fasilitas lengkap seperti ponsel dan lain-lain.
"Nah, kalau kamar (1/4) adalah kamar para bos yang juga memiliki fasilitas lengkap bak kamar hotel. Untuk orang-orang kelas ekonomi kebawah berada dikamar berkapasitas 30 orang di hargai Rp3 juta setiap minggu," bebernya.
Selain itu, untuk kamar (3/15), pihak Rutan mematok harga Rp5 juta perorangan dengan fasilitas berjudi layaknya berada di Las Vegas," bilangnya menambahkan.
Parahnya lagi lanjut C, hal paling menarik adalah pemasok sabu-sabu tersebut disebut dikerjakan oleh pegawai Rutan inisial EL yang bekerja sama dengan kepala kamar bernama Wahyu Iswari.
"Dan bagi napi yang suka ajeb-ajeb, pil ekstasi juga tersedia yang dipasok oleh Agung yang tak lain juga salah satu pegawai Rutan," tuturnya mengaku napi yang berbakat menghasilkan uang dari kegiatan kejahatan akan di back up KPR.
Menanggapi hal ini, Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (Ka.KPR) Labuhan Deli. Asrul Andriance Harahap mengaku Napi atas nama Wahyu Iswari sudah dipindahkan.
"Terima kasih atas informasinya bang akan kami telusuri ya bang tapi saat ini an wahyu iswari tidak ada di rutan labuhan deli bang….untuk seperti yang abang tanyakan itu ga ada bang soalnya kami ga berani main main bang ijin kita belum saling mengenal bang kapan kita bisa ketemuan ya bang ataua abang main ke kantor saya bisa bang," jawabnya singkat. (Red)